Rabu, 21 Maret 2012

CARA MENDAUR ULANG PLASTIK

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Limbah Plastik
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks
Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
——————————————————————————————

Selasa, 13 Maret 2012

HARI-HARI BESAR LINGKUNGAN HIDUP

10 Januari
Hari Lingkungan Hidup Indonesia
2 Februari
Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)
6 Maret
Hari Konvensi CITES (perdagangan satwa liar)
20 Maret
Hari Kehutanan Dunia
22 Maret
Hari Air Internasional
26 April
Hari Peringatan Tragedi Chernobyl 1999
31 Mei
Hari Tanpa Asap Rokok Sedunia
5 Juni
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Environment Day)
23 Juni
Hari Konvensi Bonn
16 November
Hari Konferensi Warisan Dunia
21 November
Hari Pohon
2 Desember
Hari Konvensi Ikan Paus
15 Desember
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
29 Desember
Hari Keanekaragaman Hayati

Jumat, 02 Maret 2012

Belajar dan Rekreasi mahasiswa





































SEJARAH FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH


Monday, 05 July 2010 17:12
Perkembangan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perlu adanya pendidikan yang terarah baik pendidikan formal, non-formal maupun pendidikan in-formal. Provinsi Aceh sebagai daerah otonomi, tentu memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan formal yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, pencanangan Provinsi Aceh yang bermartabat dan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, sangat dimungkinkan untuk tercapai.
Dengan keyakinan diatas Yayasan Pembangunan Serambi Mekkah (YPSM) Banda Aceh sebagai salah satu yayasan yang berada di Indonesia khususnya di Aceh, terpanggil untuk ikut berperan serta dalam menyiapkan tenaga terampil dalam berbagai jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa diantaranya tenaga terampil di bidang teknik melalui Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah.
Pendirian YPSM di mulai pada tahun 1985, waktu itu dirasakan bahwa Pendidikan Negeri di Provinsi Aceh belum lagi memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama sekali kebutuhan akan tenaga pendidik. Di samping itu sarjana dalam bidang pertanian, industri, teknologi dan sebagainya masih terasa minim. Berdasarkan kenyataan ini beberapa pemuka masyarakat Aceh, baik yang berada di Banda Aceh, maupun di Jakarta, terketuk hati mereka untuk turut memberikan perhatian terhadap masa depan Aceh dan kemudian memikirkan berbagai jalan guna membantu daerah dan masyarakat Aceh.
Salah seorang tokoh masyarakat Aceh yang bermukim di Jakarta Mr. T. Moehammad Hasan, salah seorang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 21 Maret 1984 mendirikan sebuah yayasan ini yang bernama YPSM di Jakarta. Yayasan ini akan bergerak dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Untuk merealisasi dalam bidang pendidikan ini pengurus YPSM membentuk sebuah Perguruan Tinggi yang bernama Perguruan Tinggi Serambi Mekkah (PTSM). Yayasan ingin mendirikan sebuah universitas, akan tetapi karena persyaratan untuk itu belum lagi dapat dipenuhi, maka lembaga tersebut dijadikan sebagai motor guna mewujudkan harapan universitas di kemudian hari, oleh sebab itu tepatnya tanggal 20 Mei 1985 PTSM, resmi didirikan dengan surat pengurus yayasan nomor 03/YPSM/1985
Pada saat peresmian PTSM pada 16 September 1985 oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Aceh, Drs. M. Syah Asyek, PTSM baru memiliki dua Sekolah Tinggi, yakni: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT).
Untuk dapat berkiprah dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, YPSM pada 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Teknologi Pertanian (STTP), yaitu Sekolah Tinggi yang mengkhususkan diri dalam pengelola agribisnis dan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTI).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Nomor 0752/O/1990 tanggal 31 Desember 1990 memberikan status terdaftar kepada Jurusan / Prodi Teknik dan Manajemen Industri program S-1 di lingkungan STTI Serambi Mekkah Banda Aceh yang diselenggarakan oleh YPSM. Adapun yang menandatangani surat keputusan tersebut adalah Bapak Bambang Triantoro.
Sebagaimana sekolah tinggi lainnya, pada saat pertama sekali didirikan STTI mempunyai satu program studi yaitu : Teknik dan Manajemen Industri. Pada tahun 1997 STTI mencoba menambah satu jurusan / program studi lagi yaitu Teknik Kimia.
Jumlah mahasiswa dan dosen yang terbatas bukan halangan bagi STTI waktu itu untuk terus berbenah diri, berkat kerja keras semua pihak maka pada tahun 1997 program studi tersebut mendapat Status Diakui. Status Diakui merupakan suatu peluang dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat dalam memilih perguruan tinggi pada waktu itu. Dengan terus memperbaiki kinerja dan mutu, maka STTI sudah mulai menjadi pilihan prioritas bagi masyarakat di Provinsi Aceh khususnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Kemudian guna meningkatkan mutu dan kualitas PTSM terus terbenah, dan berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas Nomor: 256/D/O/2002 tanggal 30 Oktober 2002 PTSM menjadi Universitas Serambi Mekkah (USM), sehingga STTI juga berubah menjadi Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah (FT USM).
Guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat maka sejak tahun 2002 FT USM mendapat izin membuka dua program studi baru lagi yaitu Teknik Informatika dan Teknik Lingkungan dengan SK Mendiknas Nomor: 256/D/O/2002.

About

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan universitas serambi Mekkah,Banda Aceh

Categories

Mengenai Saya

Anggota